Marianne adalah seorang wanita tua misterius yang tinggal
sebatang kara di kawasan Santiago Hills.
Sehari-hari Marianne tidak begitu senang berinteraksi dengan
warga sekitar, ia adalah seorang wanita yang ketus dan galak yang selalu
mengurung diri dan menutup rapat pintu rumahnya.
Hingga suatu malam, kawasan Santiago Hills menjadi heboh
ketika rumah Marianne terbakar api dan tak ada seorang pun tetangga yang
bersedia membantu memadamkan api tersebut hingga seluruh sudut rumah habis
terbakar api termasuk tubuh Marianne yang gosong tak berbentuk dan tak bisa
diidentifikasi lagi kecuali dengan gaun putih yang berubah menjadi keabuan yang
dikenakannya terakhir. Berdasar pengakuan seorang warga bahwa beberapa jam
sebelum kebakaran terjadi, ia masih melihat Marianne mengambil sebuah surat di
kotak pos dengan menggunakan gaun putih yang kini menjadi penanda jasad
tersebut.
Pemakaman akhirnya dilangsungkan, hanya sedikit tetangga
yang menghadiri pemakaman tersebut, sanak keluarga pun tak tampak.
Seminggu setelah pemakaman, beredar cerita mistis bahwa
sosok Marianne sering muncul berjalan kaki disekitar Santiago Hills pada waktu
malam dengan mengenakan gaun putih dan wajah yang menyeramkan.
Namun, James dan Troy, dua orang perantau yang sedang
menyelesaikan penelitiannya mengenai Jantung tampak tak percaya dan penasaran. Rasa penasaran mereka berujung pada langkah di tengah malam
yang membawanya ke pemakaman tempat Marianne dikuburkan. Mereka menggali makam
Marianne dan membuka peti jenazah Marianne. Kagetnya mereka ketika jenazah
Marianne ternyata terbelalak dengan mulut dan mata yang terbuka lebar. Karena
kaget dan panik, mereka langsung lompat ke atas dan lari terbirit-birit hingga
terpisah.
Paginya, Troy yang masih trauma dengan kejadian semalam
berusaha mencari James untuk memastikan keadaan sahabatnya itu. Namun hasilnya
nihil.
Troy terus berkeliling kota mencari James, ia mengunjungi
tiap-tiap sudut kota, terkecuali wilayah pemakaman Marianne. Alasannya tentu
karena Troy masih trauma dengan kejadian 5 malam lalu.
Seminggu berlalu, pencarian Troy terus berlanjut, hingga
akhirnya ia berinisiatif mencari James ke gedung lab tempat pribadi mereka
biasanya meneliti jantung hewan. Ketika tiba pada gedung tersebut, ia mendengar suara bising
pisau yang saling bertautan pada sudut salah satu ruangan, ia cukup senang karena
berharap itu adalah James yang menghilang. Namun ketika ia memasuki ruangan tersebut, sontak kaki Troy
lemas dan tubuhnya kaku melihat jasad James yang telah terbelah dibagian dadanya.
Lebih kagetnya lagi, Troy melihat sesosok wanita berwajah hancur mengenakan gaun
putih sambil berdiri mendentangkan dua pisau dan berbalik ke arahnya.
Kaki Troy rasanya susah untuk melangkah tetapi ia terus
memaksakannya, hingga tenaganya terkumpul dan ia berhasil lari dari tempat itu
menuju ke mobil.
Troy terus melajukan mobilnya, berusaha menepis apa yang
telah dilihatnya. Terus menepis, terus menepis, hingga akhirnya..
“Tak perlu kau pungkiri, Troy. Benar itu aku, Marianne.” Sebuah
suara wanita tua mengagetkannya.
Ia seketika berteriak dan hampir menabrak mobil lain, namun
ia kembali fokus terhadap kemudinya.
Sesampainya dirumah, ia terus menerus menghubungi Victoria, wanita
yang saat ini dekat dengannya. Tak berapa lama, suara wanita diujung telepon
terdengar,
“Halo, Troy?”
“Victoria! Aku baru saja mengalami hal buruk! Kau dimana?”
“Tenanglah, Troy! Hal buruk apa? Kau terdengar sangat panik!”
“Aku baru saja… ah sudahlah, aku ingin menceritakannya secara
langsung!”
“Aku berada di rumahku”
“Tunggu aku disana” Troy lalu melajukan kembali mobilnya ke rumah Victoria.
Troy tiba dan memasuki rumah Victoria dengan tergesa dan menemuinya dengan segera..
“Hey, kau tak apa? Ingin cerita apa?”
“Aku tak baik-baik saja. Aku baru saja menemukan James yang
sudah berbentuk jenazah dengan dada terbelah, dan lebih mengejutkan lagi,
disampingnya ada hantu Marianne berdiri memegang pisau”
“Kau yakin?”
“Ya, aku yakin. Persis seperti yang dikatakan orang-orang.
Marianne dengan gaun putih dan wajah yang hancur. Sangat hancur dan
menyeramkan!”
“Kau yakin?”
“Ya! Aku yakin, sangat yakin!”
“Yakin?” tanya Victoria lagi dengan sedikit menyeringai.
Troy mulai merasa tak enak. “Mengapa kau terus menanyakan
hal itu? Dan mengapa kau tampak menyeramkan?”
“Tak apa, aku hanya bertanya, apa kau benar yakin itu adalah
Marianne?” Victoria kembali datar.
“Ya, aku yakin. Berhentilah menakutiku” jawabnya sedikit
tenang.
“Baiklah jika kau yakin, aku akan ke belakang mengambil
minum untukmu”
“Baiklah..”
Troy kembali curiga namun tetap diam.
5 menit kemudian, terdengar langkah Victoria kembali dari
dapur. Troy membelakangi Victoria.
“Troy, apa benar kau yakin itu adalah Marianne?”
Dengan sedikit emosi, Troy menjawab sambil perlahan memutar
badan ke arah Victoria, “Ya, aku benar… AAAAARRGHHHT!”
“Apa kau yakin bahwa itu benar Marianne dengan wajah sepertiku
ini?” Tanya Victoria sekali lagi sambil menancapkan pisau tepat di jantung
Troy.