Kutitip rindu pada setiap pulang yang membawamu pergi,
serta serangkai cemas yang enggan untuk beralih.
Pada jemarinya, kau bererat
dan sisi kiri kemudimu tak lagi menjadi tempatku.
Kini bersama dengan kepergianmu, membawaku pada kenyataan bahwa tawa mungkin takkan lagi sebahagia hari-hari kemarin.
Ingatan tentang sajak yang belum usai olehmu, juga semua bualan yang terlanjur kupercayai ternyata adalah hal yang cukup menyakitkan bagiku.
serta serangkai cemas yang enggan untuk beralih.
Pada jemarinya, kau bererat
dan sisi kiri kemudimu tak lagi menjadi tempatku.
Kini bersama dengan kepergianmu, membawaku pada kenyataan bahwa tawa mungkin takkan lagi sebahagia hari-hari kemarin.
Ingatan tentang sajak yang belum usai olehmu, juga semua bualan yang terlanjur kupercayai ternyata adalah hal yang cukup menyakitkan bagiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar