Sejarah Kebudayaan Australia
ABORIGIN
Suku Aborigin merupakan suku yang bermukim
paling lama di Australia, mereka diperkirakan mulai menempati Australia sekitar
50.000 tahun yang lalu, banyak pendapat kuat yang telah meyakini suku Aborigin
adalah penduduk asli atau pribumi benua Australia dan kepulauan disekitarnya (mencakup hingga Tasmania dan
kepulauan selat Torres. Konon
katanya, nenek moyang Suku Aborigin merupakan keturunan orang Papua yang berjelajah menggunakan perahu dari Asia Tenggara pada
abad es terakhir hingga akhirnya menemukan dataran Australia. Itulah mengapa bentuk fisik orang Aborigin
mirip dengan orang Papua yang identik dengan rambut keriting berwarna
merah dan warna kulit mereka yang gelap.
Sempat terjadi diskriminasi dari orang-orang Eropa terhadap suku
Aborigin, bahkan suku Aborigin kerap kali dianggap sebagai Fauna atau
hewan, namun diskriminasi tersebut saat ini berangsur-angur melunak dan salah
satu strategi politik untuk permasalahan suku Aborigin adalah dengan
proses Asimilasi antara orang kulit putih dan kulit hitam suku Aborigin. Seiring
berkembangnya waktu, perkawinan campur menyebabkan percampuran gen antara orang Papua
dengan para penjelajah lainnya membentuk fisik suku Aborigin saat ini lebih
kecil dan pendek dari orang asli Papua bahkan tidak jarang didapati generasi
baru mereka berkulit lebih terang daripada bangsa Eropa.
Kata "Aborigin"
dalam bahasa Inggris memiliki arti:
penduduk asli atau penduduk pribumi, dan mulai
digunakan sejak abad ke-17 untuk mengacu kepada penduduk asli Australia saat
itu. Aborigin diambil dari bahasa latin yaitu ab origine yang berarti: dari
awal, dan diperuntukkan bagi penduduk yang sejak semula tinggal di suatu daerah
atau pulau.
Pada mulanya, suku Aborigin mencari ikan dan berburu.
Mereka berburu binatang liar seperti: kanguru dan babi hutan di hutan
atau padang savana menggunakan tombak, panah, dan boomerang (senjata
khas orang Aborigin). Di daerah yang beriklim dingin, kulit kanguru digunakan
sebagai bahan pakaian. Pada masa itu, ilmu bercocok tanam dan beternak belum
dikenal, karenanya kelompok anak suku Aborigin tidak pernah berkelana jauh dari
sumber-sumber air atau sungai.
Di masa berjelajah dan bermukimnya
bangsa Eropa ke benua Australia, sekitar 1 juta orang Aborigin telah tinggal
dan beranak-pinak di benua ini dengan rumah yang amat sederhana, terbuat dari
susunan ranting pohon dan dedaunan. Mereka
hidup sebagai pemburu dan pengumpul makanan yang terbagi dalam 300 clans dan berbicara dalam 250 bahasa
serta 700 dialek. Namun saat ini, hanya ada kurang dari 200 bahasa
asli yang digunakan. Ahli bahasa mempelajari bahasa Australia sebagai Pama
Nyungan dan non-Pama Nyungan. Bahasa Pama-Nyungan mayoritas terdiri dari
keluarga bahasa terkait, sedangkan yang tidak berhubungan dipelajari ahli
sebagai bahasa non-Pama Nyungan.
Suku Aborigin sendiri terbagi atas
banyak kelompok menurut wilayah yang mereka tinggali, diantaranya adalah Aborigin Bama
di wilayah Queensland, Aborigin Koori di wilayah New south Wales dan
Victoria, Aborigin Murri di wilayah Queensland selatan, Aborigin Noongar
di wilayah selatan bagian Australia barat, Aborigin Nunga di wilayah
Australia selatan, Aborigin Anangu di wilayah dekat perbatasan
Australia selatan dan barat, serta Aborigin Palawah yang tinggal di
pulau Tasmania. Komunitas Aborigin terbanyak ialah Aborigin Anangu
yang memiliki populasi 32,5% dari seluruh orang Aborigin di
Australia, namun jika dihitung keseluruhan dengan penduduk Australia suku Aborigin hanya
berjumlah 517.000 jiwa dan jika di persentasi hanya 2,3%.
Seperti yang saya katakan tadi, suku Aborigin pada
mulanya adalah orang Papua yang sedang menjelajah, ada kemungkinan kebudayaan
suku Aborigin juga hampir sama dengan kebudayaan suku asmat yang merupakan suku asli Papua. Dalam masyarakat
kesukuannya, mereka dipimpin oleh kepala suku yang biasanya juga
merangkap sebagai dukun suku itu. Kepala suku juga memimpin ritual
adat seperti upacara keagamaan dan perkawinan. Beberapa ritual adat tersebut
diantaranya adalah:
·
Upacara Wogan – ma – gule, pertemuan air merupakan arti dari nama upacara tersebut yang mengambarkan
sebagai bentuk upacara pertemuan semua masyarakat dalam suku Aborigin.
·
Upacara Tiwi, kumpulan beberapa upacara dari masyarakat tiwi dalam suku Aborigin yang
terdiri dari upacara kulama, upacara pukumani, upacara mortuary, dan beberapa
lainnya.
·
Upacara Yam, salah satu upacara dalam adat dan budaya yang dilakukan oleh masyarakat
suku Aborigin.
Agama orang Aborigin-Australia masih tradisional,
mereka percaya akan adanya Ruh Agung atau ruh para
leluhur Totem yang menciptakan alam semesta
beserta isinya. Setiap clan percaya
bahwa mereka memiliki hubungan spiritual dengan tanah air mereka yang beragam,
meski mereka berkelana jauh untuk berdagang, mencari air, mengumpulkan hasil
bumi musiman, serta mengadakan ritual ataupun pertemuan totemik. Meskipun tanah
air sangat mereka sangat beragam─mulai dari gurun pedalaman dan hutan hujan
tropis hingga pegunungan bersalju─ semua orang Aborigin memiliki kepercayaan
yang sama mengenai Dream time atau
masa impian.
Dream time atau masa impian dipercaya sebagai alam magis yang abadi, Dream Time merupakan suatu masa yang terjadi selama orang tidur atau bisa disebut dengan
bermimpi, suku Aborigin percaya bahwa ada penjelasan-penjelasan kehidupan, wahyu,
serta petunjuk yang diturunkan pada masa bermimpi itu. Menurut mitos Aborigin, Dream time merupakan ruh para leluhur totem yang membentuk seluruh
aspek kehidupan saat masa impian penciptaan dunia. Para leluhur senantiasa
menghubungkan antara fenomena alam, masa lalu, masa kini, dan masa depan
melalui semua aspek.
Dalam hal
kesenian, menurut suku Aborigin, semua manusia merupakan seniman sehingga tidak
ada istilah ahli seni dalam masyarakat Aborigin. Beberapa kesenian yang
ditinggalkan oleh suku Aborigin kuno berupa lukisan yang terbuat dari oker
atau ochre (pewarna alami) yang digunakan untuk melukis di pasir, kulit kayu, serta gua, hasil
kesenian suku Aborigin juga terdapat pada pahatan batu. Seiring
berkembangnya zaman, para seniman Aborigin modern masih tetap meneruskan
tradisi dengan mulai mengadopsi juga material modern yang serbaguna. Seni lukis dengan media goa dan pasir mungkin kini telah jarang
ditemui pada masyarakat Aborigin modern, meski begitu kesenian dari suku Aborigin
masih tetap menjadi minat pelanggan internasional, bahkan
kesenian asli dari suku Aborigin menjadi
sumber pendapatan yang besar untuk beberapa komunitas di Australia.
Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Pribumi-Australia.
2018. Pribumi Australia. (Akses: 06
Maret 2018 20.06)
https://ilmuseni.com/seni-budaya/kebudayaan-suku-Aborigin.
2017. Kebudayaan Suku Aborigin.
(Akses: 06 Maret 2018 21.18)
http://sejarahri.com/sejarah-suku-Aborigin. 2016. Sejarah Suku Aborigin. (Akses: 06 Maret
2018 21.48)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar